Jaringan Metro Ethernet umumnya didefinisikan sebagai jembatan dari suatu jaringan atau menghubungkan wilayah yang terpisah bisa juga menghubungkan LAN dengan WAN atau backbone network yang umumnya dimiliki oleh service provider. Jaringan Metro Ethernet menyediakan layanan-layanan menggunakan Ethernet sebagai core protocol dan aplikasi broadband. Metro Ethernet sebenarnya sama dengan Ethernet atau Fast Ethernet pada LAN (Local Area Network) tetapi perbedaannya adalah LAN hanya pada satu gedung sedangkan Metro Ethernet ini adalah untuk menghubungkan dua LAN pada gedung yang berbeda. Sehingga Metro Ethernet dapat digabungkan menjadi kelompok WAN walaupun pada mulanya adalah teknologi LAN.
Pelayanan Metro Ethernet sekarang menawarkan dengan cakupan (jarak) jauh dari penyedia jasa. Beberapa penyedia jasa telah memperluas pelayanan Ethernet melebihi area metropolitan dan melintasi area yang luas. Seribu pelanggan telah siap menggunakan pelayanan Ethernet dan jumlah mereka meningkat dengan cepat. Pada awalnya ethernet digunakan dalam teknologi akses, dan sekarang dapat digunakan untuk melayani layanan data pada jaringan transport. Fokus utama dari trend teknologi Metro Ethernet adalah pada Carrier Ethernet, yaitu kemampuan jaringan berbasis pada Ethernet dengan pengembangan fitur dan kemampuan setara TDM based.
Metro ethernet dapat dikelompokkan menjadi :
1. Pure Metro Ethernet
2. SDH-based Metro Ethernet
Jaringan transport SDH digunakan untuk melayani ethernet. Trafik kapasitas besar SDH digabungkan dengan potensi trafik yang dimiliki protokol IP. SDH adalah protokol layer fisik (layer 1) sedangkan IP adalah layer network (layer 3). Oleh karena itu dibutuhkan media perantara layer 2 (layer data link) Point-to-Point Protocol (PPP). Proses pemetaan paket IP pada SDH terjadi dalam dua tahap, tahap pertama paket IP dimasukan ke frame PPP, kemudian frame PPP dipetakan pada payload SDH VC-4/SDH_HO (High Order atau n x STM1).
3. MPLS-based Metro ethernet
Ide dasar dari pengembangan MPLS penggunaan “label” untuk mekanisme switching di tingkat IP. Hal ini berbeda dengan jaringan IP yang menggunakan pengalamatan IP sebagai dasar mekanisme switching dan jaringan ATM yang menggunakan Virtual Circuit Identifier sebagai dasar mekanisme switching. Di dalam jaringan yang menggunakan protokol MPLS, paket yang masuk kedalam jaringan MPLS terlebih dahulu diberi “label”. Label yang diberikan disusun dari berbagai variasi kriteria sesuai dengan yang diinginkan oleh Service Provider/pengguna. Berdasarkan label yang diberikan tersebut maka jaringan yang menggunakan protokol MPLS akan memperlakukan paket tersebut sesuai dengan nilai yang melekat pada label tersebut (high priority, low priority, dan lainnya). Hingga saat ini belum ada standard MPLS yang berlaku atau yang dapat diacu (bersifat non proprietary), dikarenakan belum diselesaikannya penyusunan beberapa hal penting yang menjadi dasar penyusunan standar oleh organisasi yang berwenang.
Kapasitas maksimal yang dapat disalurkan oleh Metro Ethernet tiap interface-nya adalah 10 Gbps. Sedangkang sistem proteksi (reliabilitas) menggunakan RPR, EAPS, ERP.
Keuntungan menggunakan MPLS-based dibandingkan dengan Pure Internet adalah :
a. Scalability: Untuk pure metro ethernet maksimum hanya 4,096 VLANs dan MAC address di sharing, sedangkan MPLSVLAN dan MAC Address bersifat local.
b. Resiliency : waktu konvergensi di MPLS lebih singkat, hanya 50 msecs
c. Multiprotocol convergence yang dapat menghandle semua trafik
d. End to End OAM
4. Ethernet over DWDM
Ide dasar dari Metro ethernet tipe ini adalah melewatkan ethernet di jaringan transport optik yang menggunakan DWDM.
Isu teknologi yang masih berkembang dari Metro ethernet akses menuju transport adalah :
a. End-to-End QoS
b. Scalability
c. Protection (50 ms, end to end Protection)
d. TDM Support (Seamless dan Circuit Emulation).
e. OAM&P of Ethernet in the metro
Konfigurasi Metro Ethernet
Sistem konfigurasi jaringan Metro ethernet dapat digambarkan sebagai berikut :
Secara garis besar, interface Metro Ethernet terbagi dalam dua kelompok, yaitu : Interface antar jaringan atau Network-Network Interface. Jika jaringan yang dihubungkan adalah provider yang berbeda, maka disebut eksternal NNI atau E-NNIJika jaringan yang dihubungkan terdapat di service provider yang sama, maka disebut internal NNI atau I-NNI Interface jaringan dengan pengguna atau User Network Interface UNI yang terpasang di jaringan disebut UNI-N UNI yang terpasang di sisi pelanggan disebut UNI-C. Hubungan antara suatu UNI dengan UNI lainnya dapat digambarkan sebagai suatu ethernet virtual connection dan disebut EVC.
Berdasarkan hubungan UNI, maka tipe layanan metro ethernet terdiri dari :
1. E-Line : menyediakan layanan point-to-point untuk :
a. Ethernet Private Line ( untuk mengantikan TDM private line, PTP, dan layanan non multiplexed, satu EVC untuk satu UNI).
b. Virtual Private Line ( untuk menggantikan Frame Relay atau ATM, banyak EVC untuk satu UNI, Satu koneksi CPE untuk koneksi ke banyak EVC.
c. Ethernet Internet Access,
d. Point-to-Point upper layer services transport (IP-VPNs etc…)
2. E-LAN : menyediakan layanan multipoint-to-multipoint untuk :
a. Multipoint L2 VPNs
b. Transparent LAN Service
c. Multicast networks
Point to multipoint untuk aplikasi broadcast seperti distribusi video, e-learning, corporate training, healthcare, Picture Archiving & Storage Systems (PACS) dll
Metro ethernet menyediakan berdasarkan attribute yang dapat digolongkan sebagai berikut :
1. E-line dan E-LAN menggunakan Committed Information Rate (CIR)
2. E-line dan E-LAN menggunakan Committed Burst Size (CBS)
3. E-line dan E-LAN menggunakan Excess Information Rate (EIR)
4. E-line dan E-LAN menggunakan Excess Burst Size (EBS)
5. E-line mempunyai delay, delay variation dan loss
Metro Ethernet harus dapat terhubung ke jaringan circuit swicth maupun packet switch. Jika terhubung ke circuit switch, maka harus ada Circuit Emulation Service ( CES ). CES bertugas melakukan tunneling trafik TDM agar dapat dilewatkan ke jaringan Metro Ethernet. Proses ini tidak dapat dilihat oleh perangkat TDM nya dan hanya berlaku untuk tipe layanan E- Line.
Implementasi Metro Ethernet
Dalam Implementasinya, Metro Ethernet harus dapat terhubung ke BRAS, PE Router, IP VPN, DSLAM, MSAN dan perangkat-perangkat berbasis IP lainnya. Oleh karena itu , syarat interface yang diperlukan adalah : Speed and Connection Interface elektrik untuk 100 Mit/s dan 1000Mbit/s
1. Tersedianya deteksi secara otomatis untuk kecepatan yang berbeda Interface Optik 1000 Mbit/s dan 1000 Mbit/s dengan kemampun untuk range
i. short range/ haul (SX) : 100 – 250 m
ii. medium range/ haul(LX) : 10 – 15 km
iii. long range/ haul (ZX) : 40 – 80 km
Mendukung Circuit Emulation Service ( CES ) untuk E1 baik frame mapun un-frame
1. Layanan Multimedia
Untuk mendukung layanan multimedia, maka Metro Ethernet harus mampu menyediakan multicast, yaitu point to multipoint untuk broadcast menggunakan IGMP. IGMP digunakan untuk mempelajari dan meneruskan trafik. Yang terdiri dari Host traffic sebagai upstream interface dan router interface sebagai downstream interface. Agar lebih optimal, maka broadcast hanya ditujukan kepada receiver atau multicast router yang aktif saja dan hal ini disebut IGMP snooping. IGM snooping berada di perangkat yang menghubungkan IGMP Host dengan IGMP router. IGMP snooping terdiri dari dari dua komponen yaitu komponen kontrol dan komponen forwarding.
2. Class of Service
Untuk menjamin trafik yang dibutuhkan oleh pelanggan, maka diperkenalkan Class of Service. Pelanggan dibagi-bagi ke dalam beberapa kelas seperti berikut :
Aspek Bisnis :
A. Vendor-vendor Metro Ethernet
Vendor yang mempunyai produk Metro ethernet saat ini sangat banyak dan bermacam-macam. Vendor-vendor tersebut tergabung dalam Metro ethernet forum untuk menyatukan persepsi dalam pembuatant spesifikasi Metro Ethernet . Vendor-vendor tersebut di antara adalah : Alcatel-Lucent, Ericsson, C-COR, Cisco Systems, Ethos Networks, Extreme Networks, Foundry Networks, Huawei, Nortel Networks, Tellabs, ZTE, Alcatel dan lain-lain.
B. Kebutuhan Metro Ethernet
Metro ethernet sebagai transsisi menuju All IP Network sangat dibutuhkan oleh operator operator telekomunikasi di Indonesia. Data kebutuhan internet sepanjang tahun 2007 di daerah Bali menunjukkan kebutuhan yang signifikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar